Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur ke hadirat Allah swt, atas jabatan permanen manusia sebagai
khalifah di dunia ini, ketika makhluk lain tak mampu mengembannya. Tak
lupa shalawat dan salam kita haturkan kepada Rasulullah saw, sosok tokoh
paling berpengaruh sejak masa muda, sehingga menjadikan lembar sejarah
beliau paling tebal dalam semua referensi yang ada. Saya ucapkan terima
kasih kepada panitia dan dewan juri, atas kesempatan kepada saya untuk
menyampaikan pidato yang berjudul "Peranan Pemuda Melawan Korupsi di Indonesia".
Dewan juri yang saya hormati, dan teman-teman yang saya banggakan.
Dalam setiap perulangan waktu, selain bergembira dan kepatutan bersyukur karena telah terlampauinya kurun waktu demi waktu, adalah lazim untuk menoleh ke belakang menelusuri perjalanan tahun demi tahun. Sudah waktunya para pemuda untuk introspeksi diri dalam tiap perannya di negara tercinta ini.
Adalah fakta sedih, ketika peran pemuda dengan rasa nasionalisme tinggi menyatukan bangsa, tumpah darah, dan bahasa, kini makin pudar dalam perilaku sehari-hari. Tipisnya rasa kebangsaan tercermin dalam perilaku maraknya korupsi yang seakan menjadi budaya dan bahaya laten. Kecintaan kepada bangsa, dan nasionalisme bangsa seakan berada di titik nadir. Sedemikian tipisnya rasa kebangsaan para oknum pejabat pemerintah, pusat dan daerah, para oknum legislator, bahkan para oknum penegak hukum, tega melakukan tindakan korupsi.
Korupsi adalah mengambil atau mencuri hak yang bukan milik kita dengan memanfaatkan jabatan dan secara sengaja dan sembunyi-sembunyi. Teman-teman sekalian, dan dewan juri yang terhormat, kenapa di negara Indonesia tercinta ini para koruptor semakin menjamur?. Jawabanya tentu banyak dan bervariasi. Namun pertanyaan yang tepat, bagaimana peran kita, para siswa, para pelajar, pemuda dalam melawan korupsi?
Tekad pemerintah melawan korupsi semestinya kita dukung dengan sepenuh hati. Sebaik sistem, akan tak berguna jika pribadi masing-masing tidak berusaha melawan dan menghindari korupsi. Korupsi adalam masalah mental, keimanan dan kecenderungan terhadap kecintaan dunia. Generasi anak bangsa negara yang baik harus dididik dengan baik dan bukan saja untuk kecerdasan IQ, tetapi juga emosional dan spiritual yang tinggi sehingga melahirkan mental dan keimanan kuat dalam melawan korupsi.
Dewan juri yang saya hormati, dan teman-teman yang saya banggakan.
Sebagai bangsa yang besar, beragama dan menempatkan Ketuhanan YME sebagai pilar pertama dasar negara, sangat ironis jika peringkat negara terkorup berada pada nomor satu. Pemuda menaruh harapan besar dan turut berperan pada upaya pemberantasan korupsi sebagaimana yang telah dijanjikan Presiden. Selain bergantung dari usaha pemerintah, sebagai pemuda, kita juga harus menata diri dengan membekali agama dengan aplikasi nyata. Alangkah indahnya membayangkan sinergi agama dan negara dengan kekuatan pemuda dalam pemberantasan korupsi.
Kenapa mesti pemuda? Sudah menjadi kemestian, jika kemerosotan sebuah bangsa sangat dipengaruhi oleh semangat pemuda-pemudanya. Sejarah membuktikan ketika kekuatan pemuda bersatu, bahkan dapat menggulingkan kekuasaan yang sangat kokoh sekalipun. Sebagai kaum pemuda yang menjadi harapan bangsa seharusnya selalu melihat ke depan dengan segala kemampuanya dan berusaha dengan sebaik mungkin agar bisa menjadi kebanggaan baik di dalam keluarga maupun lingkungannya, juga mengabdi kepada agama dan bangsa.
Wahai pemuda generasi penerus bangsa, mari singsingkan lengan bajumu!, mari nobatkan korupsi dan koruptor sebagai musuh bersama!, jangan biarkan hak-hak kita digerogoti oleh mereka para koruptor!, mari sedikit memberikan peran untuk melawan korupsi!. Merdeka...
Dewan juri yang saya hormati, dan teman-teman yang saya banggakan.
Akhirnya, semoga apa yang saya sampaikan bermanfaat bagi kita semua. Apabila selama penyampaian terdapat hal-hal yang tidak pas dan tidak berkenan di hati dewan juri, panitia, dan teman-teman, kiranya mohon dimaafkan.
Meski pidato ini tak membahana
Bukan berarti tak bermakna
Meski korupsi sudah merajalela
Tunggu saja peran pemuda
Assalamualaikum wr.wb.
Dewan juri yang saya hormati, dan teman-teman yang saya banggakan.
Dalam setiap perulangan waktu, selain bergembira dan kepatutan bersyukur karena telah terlampauinya kurun waktu demi waktu, adalah lazim untuk menoleh ke belakang menelusuri perjalanan tahun demi tahun. Sudah waktunya para pemuda untuk introspeksi diri dalam tiap perannya di negara tercinta ini.
Adalah fakta sedih, ketika peran pemuda dengan rasa nasionalisme tinggi menyatukan bangsa, tumpah darah, dan bahasa, kini makin pudar dalam perilaku sehari-hari. Tipisnya rasa kebangsaan tercermin dalam perilaku maraknya korupsi yang seakan menjadi budaya dan bahaya laten. Kecintaan kepada bangsa, dan nasionalisme bangsa seakan berada di titik nadir. Sedemikian tipisnya rasa kebangsaan para oknum pejabat pemerintah, pusat dan daerah, para oknum legislator, bahkan para oknum penegak hukum, tega melakukan tindakan korupsi.
Korupsi adalah mengambil atau mencuri hak yang bukan milik kita dengan memanfaatkan jabatan dan secara sengaja dan sembunyi-sembunyi. Teman-teman sekalian, dan dewan juri yang terhormat, kenapa di negara Indonesia tercinta ini para koruptor semakin menjamur?. Jawabanya tentu banyak dan bervariasi. Namun pertanyaan yang tepat, bagaimana peran kita, para siswa, para pelajar, pemuda dalam melawan korupsi?
Tekad pemerintah melawan korupsi semestinya kita dukung dengan sepenuh hati. Sebaik sistem, akan tak berguna jika pribadi masing-masing tidak berusaha melawan dan menghindari korupsi. Korupsi adalam masalah mental, keimanan dan kecenderungan terhadap kecintaan dunia. Generasi anak bangsa negara yang baik harus dididik dengan baik dan bukan saja untuk kecerdasan IQ, tetapi juga emosional dan spiritual yang tinggi sehingga melahirkan mental dan keimanan kuat dalam melawan korupsi.
Dewan juri yang saya hormati, dan teman-teman yang saya banggakan.
Sebagai bangsa yang besar, beragama dan menempatkan Ketuhanan YME sebagai pilar pertama dasar negara, sangat ironis jika peringkat negara terkorup berada pada nomor satu. Pemuda menaruh harapan besar dan turut berperan pada upaya pemberantasan korupsi sebagaimana yang telah dijanjikan Presiden. Selain bergantung dari usaha pemerintah, sebagai pemuda, kita juga harus menata diri dengan membekali agama dengan aplikasi nyata. Alangkah indahnya membayangkan sinergi agama dan negara dengan kekuatan pemuda dalam pemberantasan korupsi.
Kenapa mesti pemuda? Sudah menjadi kemestian, jika kemerosotan sebuah bangsa sangat dipengaruhi oleh semangat pemuda-pemudanya. Sejarah membuktikan ketika kekuatan pemuda bersatu, bahkan dapat menggulingkan kekuasaan yang sangat kokoh sekalipun. Sebagai kaum pemuda yang menjadi harapan bangsa seharusnya selalu melihat ke depan dengan segala kemampuanya dan berusaha dengan sebaik mungkin agar bisa menjadi kebanggaan baik di dalam keluarga maupun lingkungannya, juga mengabdi kepada agama dan bangsa.
Wahai pemuda generasi penerus bangsa, mari singsingkan lengan bajumu!, mari nobatkan korupsi dan koruptor sebagai musuh bersama!, jangan biarkan hak-hak kita digerogoti oleh mereka para koruptor!, mari sedikit memberikan peran untuk melawan korupsi!. Merdeka...
Dewan juri yang saya hormati, dan teman-teman yang saya banggakan.
Akhirnya, semoga apa yang saya sampaikan bermanfaat bagi kita semua. Apabila selama penyampaian terdapat hal-hal yang tidak pas dan tidak berkenan di hati dewan juri, panitia, dan teman-teman, kiranya mohon dimaafkan.
Meski pidato ini tak membahana
Bukan berarti tak bermakna
Meski korupsi sudah merajalela
Tunggu saja peran pemuda
Assalamualaikum wr.wb.
sumber :http://www.tuanguru.com/2013/03/Peranan-Pemuda-Melawan-Korupsi-di-Indonesia.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar