Powered By Blogger

Kamis, 21 Mei 2015

Kronologi pendaki gunung yang tewas saat selfie di kawah merapi



Belakangan ini aktivitas mendaki gunung sepertinya jadi favorit kaum muda. Mungkin juga karena pengaruh 5cm yang keren banget itu ya. Selain bisa semakin mengapresiasi keindahan alam kita, kegiatan ini bisa mempupuk persahabatan juga. Baik sama sahabat seperjalanan, maupun orang-orang yang baru ditemui di sana. Walaupun terlihat seakan gampang, aktivitas mendaki gunung ini nggak boleh dianggap sepele. Butuh ketahanan fisik yang kuat. Nggak ada tuh yang namanya mendaki gunung dadakan. Misalnya hari ini janjian mau mendaki gunung, terus lusa berangkat. Kamu harus latihan dari jauh-jauh hari, minimal lari atau jalan dengan jarak jauh. Anak kuliahan juga bisa ikutan dengan gabung dengan badan Mapala di kampusnya, supaya ada yang membimbing. Mumpung masih muda juga kan.

Tapi namanya juga takdir, manusia cuma bisa ngejalanin. Seperti yang terjadi akhir pekan lalu. Seorang mahasiswa bernama Eri Yunanto (21 tahun) terjatuh ke kawah gunung Merapi yang berhasil didaki. Korban adalah mahasiswa Atma Jaya, Yogyakarta jurusan teknik industri.
Waktu denger sih kaget banget, karena yang di bayangan itu kawah dengan lahar panas gitu.
Ternyata nggak gitu. Kawah tempat jatuh si korban ini kering, tapi tetap berbahaya karena dikelilingi gas alam yang beracun buat manusia. Suhu di sekitar kawah aja berkisar 140°C dan suhu di kawah diperkirakan lebih dari 400°C. Korban mendaki puncak Merapi dengan kelima temannya. Mereka berhasil sampai di puncak sekitar pukul 11.00 pada Sabtu pagi (16/5/2015). Setelah sampai di puncak dan sempat mengambil beberapa foto, korban terpeleset dan jatuh ke kawah. Salah seorang teman korban melihat kejadian ini dan mereka berlima bergegas turun ke pos pendakian untuk minta pertolongan. Namanya turun gunung, butuh beberapa jam buat mereka untuk sampai tujuan dan melaporkan kejadian itu. Pukul 14.00 mereka tiba dan setelah mendengar laporan mereka, tim SAR Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, beserta relawan, dan warga langsung berangkat untuk melakukan evakuasi.








 foto sebelum korban terjatuh dan sempat memposting di media sosial

Drone juga dikerahkan untuk membantu proses pencarian. Hari Minggu (17/5) korban sudah terlihat berkat pantauan drone, sekitar 300 meter dari puncak kawah. Sayangnya saat itu evakuasi nggak bisa dilanjutkan karena kondisinya berangin, berkabut, belum lagi gas beracun. Bagaimanapun, keselamatan para regu rescuer juga diutamakan. Pada Senin (18/5) korban ditemukan dan dikonfirmasi sudah dalam keadaan tidak bernyawa. Tim evakuasi berhasil mengangkat korban 70 meter dari dasar kawah. Evakuasi hari itu harus dihentikan di sore hari, karena riskan untuk dilanjutkan dalam kondisi gelap. Menurut Pak Sutopo dari BNPB melalui tweet-nya, evakuasi dilanjutkan Selasa pagi ini. Rencananya, korban akan dibawa ke ke bibir kawah, untuk selanjutnya dibawa turun ke Pasar Bubrah. Kalau sudah berhasil dievakuasi, korban akan dibawa ke rumah sakit untuk divisum, dan akhirnya akan diantarkan ke rumah duka di Sleman. Semoga keluarga dan kerabat yang ditinggalkan diberi ketabahan. Dan salut juga untuk tim evakuasi, relawan, dan warga yang gercep banget untuk ikut membantu.

Semoga dengan kejadian ini, para pendaki bisa makin hati-hati lagi selama melakukan pendakian ya.


sumber : viva.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar