Belakangan ini aktivitas mendaki
gunung sepertinya jadi favorit kaum muda. Mungkin juga karena pengaruh 5cm yang
keren banget itu ya. Selain bisa semakin mengapresiasi keindahan alam kita,
kegiatan ini bisa mempupuk persahabatan juga. Baik sama sahabat seperjalanan,
maupun orang-orang yang baru ditemui di sana. Walaupun terlihat seakan gampang,
aktivitas mendaki gunung ini nggak boleh dianggap sepele. Butuh ketahanan fisik
yang kuat. Nggak ada tuh yang namanya mendaki gunung dadakan. Misalnya hari ini
janjian mau mendaki gunung, terus lusa berangkat. Kamu harus latihan dari
jauh-jauh hari, minimal lari atau jalan dengan jarak jauh. Anak kuliahan juga
bisa ikutan dengan gabung dengan badan Mapala di kampusnya, supaya ada yang
membimbing. Mumpung masih muda juga kan.
Tapi namanya juga takdir, manusia cuma
bisa ngejalanin. Seperti yang terjadi akhir pekan lalu. Seorang mahasiswa
bernama Eri Yunanto (21 tahun) terjatuh ke kawah gunung Merapi yang berhasil
didaki. Korban adalah mahasiswa Atma Jaya, Yogyakarta jurusan teknik industri.
Waktu denger sih kaget banget, karena yang di bayangan itu kawah dengan lahar panas gitu.
Waktu denger sih kaget banget, karena yang di bayangan itu kawah dengan lahar panas gitu.
Ternyata nggak gitu. Kawah tempat
jatuh si korban ini kering, tapi tetap berbahaya karena dikelilingi gas alam
yang beracun buat manusia. Suhu di sekitar kawah aja berkisar 140°C dan suhu di
kawah diperkirakan lebih dari 400°C. Korban mendaki puncak Merapi dengan
kelima temannya. Mereka berhasil sampai di puncak sekitar pukul 11.00 pada
Sabtu pagi (16/5/2015). Setelah sampai di puncak dan sempat mengambil beberapa
foto, korban terpeleset dan jatuh ke kawah. Salah seorang teman korban melihat
kejadian ini dan mereka berlima bergegas turun ke pos pendakian untuk minta
pertolongan. Namanya turun gunung, butuh beberapa jam buat mereka untuk sampai
tujuan dan melaporkan kejadian itu. Pukul 14.00 mereka tiba dan setelah
mendengar laporan mereka, tim SAR Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Boyolali, beserta relawan, dan warga langsung berangkat untuk melakukan
evakuasi.
foto sebelum korban terjatuh dan sempat memposting di media sosial
Drone juga dikerahkan untuk membantu
proses pencarian. Hari Minggu (17/5) korban sudah terlihat berkat pantauan
drone, sekitar 300 meter dari puncak kawah. Sayangnya saat itu evakuasi nggak
bisa dilanjutkan karena kondisinya berangin, berkabut, belum lagi gas beracun.
Bagaimanapun, keselamatan para regu rescuer
juga diutamakan. Pada Senin (18/5) korban ditemukan dan dikonfirmasi sudah
dalam keadaan tidak bernyawa. Tim evakuasi berhasil mengangkat korban 70 meter
dari dasar kawah. Evakuasi hari itu harus dihentikan di sore hari, karena
riskan untuk dilanjutkan dalam kondisi gelap. Menurut Pak Sutopo dari BNPB melalui
tweet-nya, evakuasi dilanjutkan Selasa pagi ini. Rencananya, korban akan dibawa
ke ke bibir kawah, untuk selanjutnya dibawa turun ke Pasar Bubrah. Kalau sudah
berhasil dievakuasi, korban akan dibawa ke rumah sakit untuk divisum, dan
akhirnya akan diantarkan ke rumah duka di Sleman. Semoga keluarga dan kerabat
yang ditinggalkan diberi ketabahan. Dan salut juga untuk tim evakuasi, relawan,
dan warga yang gercep banget untuk ikut membantu.
Semoga dengan kejadian ini, para
pendaki bisa makin hati-hati lagi selama melakukan pendakian ya.
sumber : viva.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar