Powered By Blogger

Jumat, 22 Mei 2015

Harta karun yang di temukan di Natuna



Beberapa sumber yang menulis tentang Natuna menyebutkan bahwa pada masa Kerajaan Sriwijaya, Natuna menjadi tempat berteduh dari amukan badai laut cina selatan yang ganas. Kepulauan Natuna pada masa itu menjadi tempat berteduh sekaligus sebagai tempat untuk mengisi air bersih dan perbekalan lainnya guna untuk melanjutkan perjalanan pelayarannya. Pelayaran yang melewati kepulauan natuna pada masa itu dilakukan karena aktivitas perdagangan Cina, Siam dan Campa.

Dalam tulisan Sindu Galba dan Abdul Kadir Ibrahim dalam ‘’Ungkapan Tradisional Masyarakat Melayu Bunguran’’ sekitar tahun 1350 M semasa kejayaan Kerajaan Majapahit pelaut- pelaut majapahit dalam perjalanan ke negeri Siam, Campa, Kamboja, Anam dan negeri Cina selalu menyinggahi gugusan kepulauan natuna. Ini baik sewaktu akan berangkat maupun waktu akan kembali, untuk mengambil perbekalan ataupun menanti supaya angin kencang reda.

Jika dilihat keberadaan benda- benda cagar budaya di natuna saat ini tentu sangat erat kaitannya dengan apa yang dipaparkan di atas. Semenjak tahun 80-an masyarakat natuna sering menemukan benda- benda antik yang tergolong benda cagar budaya baik yang di darat maupun yang laut dari berbagai zaman. Kondisi ini membuat natuna selalu menjadi tempat bagi para kolektor dan pemburu benda- benda antik yang memilki nilai tinggi.

Adapun benda- benda antik yang ditemukan di pulau natuna mari simak berikut ini :





  









Harta karun di atas adalah benda- benda antik koleksi  Musium Lekas. musium Lekas didirikan oleh LSM Lembaga Kajian Sejarah Natuna yang diresmikan oleh Bupati Natuna Drs. H. Daeng Rusnadi pada tanggal 23 Agustus 2008. di musium ini terdapat bebagai koleksi berbagai jenis barang- barang kuno dan kebanyakan berbentuk keramik buatan cina dari berbagai masa.

 Referensi : Buku Kebudayaan dan cagar Budaya Kab. Natuna 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar